![]() |
Ilustrasi |
Silamabi, kegiatan silaturahmi masyarakat pulau Binongko yang biasanya dilakukan setiap tiga tahun sekali, mengalami penundaan akibat pandemi COVID-19. Rencananya, Silamabi yang seharusnya digelar pada tahun 2021 ditunda hingga tahun 2024 dengan berbagai pertimbangan yang ada dari panitia lokal dan dari semua kafilah seluruh Indonesia. Silamabi merupakan momentum terbesar bagi orang-orang Binongko, baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2008, dan menjadi momen yang sangat dinantikan oleh banyak masyarakat Binongko yang berdomisili di luar daerah atau telah merantau bertahun-tahun.
Silamabi bukan hanya sekadar kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, melainkan juga menjadi sarana penting dalam menyatukan tekad dan membangun Binongko dalam berbagai bidang. Banyak orang Binongko yang telah berhasil mencapai posisi penting hingga menjadi pejabat tinggi pemerintah, dan keberhasilan mereka perlu dijadikan tolak ukur dalam memajukan daerah pulau terujung Sulawesi Tenggara ini. Keterlibatan mereka dalam Silamabi dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda dan masyarakat Binongko lainnya untuk meraih kesuksesan serupa, serta memperkuat ikatan dan solidaritas di antara mereka.
Pentingnya momentum Silamabi semakin bertambah karena pelaksanaannya pada tahun 2024 akan bertepatan dengan tahapan pemilihan kepala daerah atau pemilihan bupati Wakatobi. Kehadiran Silamabi V pada saat yang bersamaan dengan proses politik lokal tersebut memberikan peluang emas bagi masyarakat Binongko untuk memperjuangkan kepentingan dan aspirasi mereka kepada para calon pemimpin daerah itu.
Dalam momen ini, partisipasi aktif dari masyarakat Binongko dalam proses pemilihan kepala daerah sangat penting, sehingga suara dan pandangan mereka dapat didengar dan diwujudkan dalam program pembangunan yang berkelanjutan. Namun perlu lihai juga melihat peluang tersebut, sebenarnya momentum ini masyarakat pulau Binongko bisa membuat garda baru dalam membentuk kekuatan saat pilkada mendatang sebagai calon Bupati atau wakil Bupati ataupun tawaran sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) definitif bukan pelaksana.
Selain itu, Silamabi juga dapat menjadi ajang promosi potensi dan kekayaan Binongko kepada masyarakat luas. Dalam kegiatan Silamabi, pameran, pagelaran seni, dan kegiatan budaya lainnya dapat diselenggarakan untuk memperkenalkan keindahan alam, warisan budaya, serta keunikan Binongko kepada pengunjung dari dalam dan luar negeri. Promosi ini dapat berdampak positif pada sektor pariwisata dan perekonomian daerah, dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi Binongko dan mendukung perkembangan ekonomi lokal.
Dalam mewujudkan potensi-potensi tersebut, peran aktif pemerintah setempat sangat dibutuhkan. Mereka perlu memberikan dukungan yang memadai, baik dalam penyelenggaraan Silamabi maupun dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kemajuan Binongko. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat Binongko seantero Nusantara dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Silamabi juga menjadi kunci kesuksesan, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan memperhatikan aspirasi serta kebutuhan mereka.
Dalam kesimpulan, penundaan Silamabi hingga tahun 2024 memberikan kesempatan berharga bagi masyarakat Binongko untuk mengoptimalkan momen tersebut dalam upaya menyatukan tekad dan membangun daerah dalam berbagai bidang. Dalam upaya tersebut, persatuan umat menjadi landasan yang kuat, sedangkan kerjasama dan kolaborasi aktif dari pemerintah dan masyarakat pulau Binongko sangat diperlukan.
Melalui Silamabi V, potensi pariwisata dan budaya Binongko dapat dipromosikan, sehingga meningkatkan eksposur daerah dan memperkuat identitas serta kebanggaan masyarakat Binongko. Dengan dukungan yang memadai dan keterlibatan aktif semua pihak, Silamabi V di tahun 2024 diharapkan menjadi tonggak kemajuan yang signifikan bagi Pulau Binongko.
إرسال تعليق